Kupapah langkah pada ujung gelap
Hingga pagi menyapa embun yang menari di atas dedaunan
Memandang setiap bunga yang merekah perlahan
Semua terlihat sama
Segala tatapku hanyalah pemandangan purba
Tiada yang kurasa kecuali hampa
Namun berbeda ketika tatapku kau rebut
Lonceng dadaku tiada henti berdegub
Ya... Kau bunga yang selama ini kucari
Setatap namun melekat di hati
Terima kasih.
~AAF,24042013
Puisi jelek yang berani kutulis setelah pencarian panjang. Hanya mengetik asal-asalan ketika megang handphone. Deg-degan nggak berhenti waktu nulis ini puisi, kacau jadinya. ^_^