Read more: http://www.kowandy.com/2012/04/cara-agar-blog-cepat-di-buka-lewat-hp.html#ixzz26J64UFeZ The Honest VS The Lie DARKKILLER: The Honest VS The Lie

Biarlah kucoba menjadi 'Pembunuh Kegelapan' dalam hatimu, mengukir setiap karya dengan pena, menumbuhkannya dalam kanvas blog ini.

Pages

Jumat, 16 Maret 2012

The Honest VS The Lie


KHOTBAH JUM'AT
KEJUJURAN VERSUS KEBOHONGAN
Oleh : Tri Cahyono Fakhri 

Bismillahirrahmaanirrahiim 

ò¹ô͘jòq ŒÜ óÊŒfôYŒË ó"A ™Ü˜G òÉñ»˜A ŒÜ ôÆŒA •fòÈôqŒA , óÉ@÷>¼»A BòÃAŒfòÇ ôÆŒA ŒÜ–Ëò» òИfòNôÈòÄø» BúÄó· Bò¿ŒË AŒhñÈø» BòÃAŒfòÇ ôÐhú»A øÉ@÷>>¼ø»•f@@ôÀ@@òZô»ŒA
BòÄø÷ÎøJòà øÉ@÷>¼»A ø¾–ÌómŒi Óò¼ò§ ôº˜iBòI ŒË ôÁ@ø÷¼òmŒË ø÷½òu úÁ@óÈ÷>¼»A , óÊŒf@ô¨òI úÏ@@øJòà ŒÜ óÉó»–ÌómŒi ŒË óÊ•f@@ôJò§ Aõf@úÀòZó¿ úÆŒA •fòÈôqŒAŒË , óÉ@@ò»
øÉ@÷>¼»A ÔŒÌô´òNøI ôÁó·B@ú͘GŒË ôÏ@ønô°òÄøI ôÏ@øu–Ë•A , øÉ÷>@¼»A ŒeBòJø§ Bò@Îò¯ . •f@@ô¨òI Bú¿ŒA , óÊŒÜAŒË ôÅò¿ ŒË øÉ@øIBòZôuŒAË øÉ@@ø»›A Ó@ò¼ò§ ŒË ùfúÀòZó¿
. òÆ –Ì@@@@@@@óZø¼ô°@@@@óM ôÁ@ó¸ú¼ò¨ò» óÊAŒÌ@@ô´òM úµòY

            Hadirin jamaah jum’at yang dimuliakan Allah SWT
            Dalam sejarah awal pertumbuhan dan perkembangan Islam, terdapat dua tokoh yang mendapat gelar atau julukan yang berbeda, bahkan bertolak belakang secara diametral. Yang pertama adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, sedangkan yang kedua adalah Musailamah Al Kadzdzab.
            Umat Islam sudah seharusnya mengenal siapa sebenarnya Abu Bakar. Dia adalah sahabat besar Rasulullah SAW yang di kemudian hari menjadi bapak mertua beliau. Karena
anak perempuannya yang bernama Aisyah r.a menjadi istri beliau yang cerdas, dan paling banyak meriwayatkan hadits. Abu bakar diberi gelar “Ash Shiddiq” karena menjadi orang yang selalu jujur dan membenarkan segala apa yang datangnya dari Rasulullah SAW, terutama membenarkan peristiwa Isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW, sebuah peristiwa yang penalaran dan logika orang-orang Quraisy pada masa itu adalah sangat mustahil. Ketika mereka bertanya kepada Abu Bakar, maka diapun menjawab dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun, “Ya, saya benarkan, bahkan saya membenarkan peristiwa yang lebih aneh dan mustahil lagi daripada yang demikian itu.”
            Disamping Abu Bakar, umat islam seharusnya juga mengenal seorang tokoh hitam jahat yang bernama Musailamah. Semenjak Rasulullah masih hidup, dia sudah mengaku dirinya sebagai seorang Nabi dan Rasul. Ketika menulis sepucuk surat kepada Rasulullah SAW, dia memulai dengan kalimat, “Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah....” surat itupun dibalas Nabi SAW dengan kaliamat pembuka, “Bismillahirrahmanirrahiim. Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah Al Kadzdzab.....” semenjak itulah julukan Al Kadzdzab yang artinay orang yang selalu berdusta melekat erat pada diri Musailamah.
            Ma’asyiral Muslimiin Rahimakumullah
            Setelah era Abu Bakar Ash Shiddiq dan Musailamah Al Kadzdzab, tidak adakah lagi orang-orang yang memiliki karakter seperti keduanya? Terutama apda zaman modern saat ini? Jawabannya tegas :”ada dan akan selalu ada!” kalau berbagai peristiwa yang di ekspos media massa kita pelajari dengan cermat, maka boleh jadi kita akan tercengang karena ternyata manusia yang berkarakter Al Kadzdzab jumlahnya naik berlipat ganda, menyebar dimana-mana, di berbagai aspek kehidupan manusia. Bahkan, jumlah itu mengalahkan jumlah manusia yang berkarakter Ash Shiddiq.
            Padahal Rasulullah SAW telah menyeru kepada kita semua untuk tidak berbohong dan berbuat jujur dimanapun kita berada dan dalam situasi segenting apapun kecuali untuk kebaikan.
            Amal ibadah dan kejujuran itu merupakan barometer atau ukuran keimanan dan ketaqwaan seorang hamba kepada Rabbnya, Allah SWT. Untuk menjadi orang yang bertaqwa, kita dituntut untuk mengerjakan segala apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi segala apa yang dilarang dan dibenci oleh-Nya.
            Kita sendiri tahu bahwa Allah SWT mencintai orang-orang yang jujur. Kita juga tahu bahwa Allah SWT sangat membenci orang yang mengatakan sesuatu yang tidak ia kerjakan ayau ia ketahui, yang dalam bahasa yang sederhana adalah Al Kadzdzab ( bohong ), sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’anul Kariim.

   { 3 : ÷±v»A } . òÆ–Ìó¼ò¨ô°òM ŒÜ Bò¿ A–Ìó»–Ìó´òM ôÆòA ˜"AŒfôÄø§ BõNô´ò¿ ŒjóJò·
            Artinya : “Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat.” (Q.S. Ash Shaff : 3)
            Kerana itulah kita bisa memahami kenapa Rasulullah SAW, karena kecintaannya kepada umat islam dan kaum beriman, mengawal mereka dengan bimbingan sabdanya sebagaimana berikut.
ó¶•fôv@òÍ ó½óU™j»A ó¾AŒlò@Í Bò¿ŒË , øÒ@@úÄòVô»A Ó@ò»˜G ôИfôÈòÍ ™j@øJô»A úƘG ŒË ˜—jø@Jô»A Óò»˜G ôИfôÈ@òÍ ò¶–fø÷@v»A úƘHò@¯ ø¶–fø÷@v»BøI ôÁó@¸@@ôÎò¼ò§
 Œi–Ìó@@V@ó°ô»A Óò»˜A ôИfô@È@òÍ òL˜hò¸ô»A úƘHò¯ òL˜hò@¸ô»AŒË ôÁó·Bú@͘GŒË . Bõ@´ô͘—føu øÉ÷>@@¼»AŒf@ôÄø§ òKò@Nô¸óÍ Óú@NòY ò¶–fø@÷v»A Ô™jòZòN@òÍ ŒË
. B@õIA™hø@· òÉ@@÷>¼»AŒfôÄø§ òKò@Nô¸@óÍ Ó@úNòY òL˜hò¸ô»A Ô™jòZòN@òÍŒË óL˜hô¸òÍ ó½@@óU™j»A ó¾AŒlòÍ Bò¿ŒË . ˜iBúûA Óò»˜G ôИfôÈòÍ Œi–ÌóVó°ô»A úƘGŒË
# Á@@¼n¿ ÊAËi $

            Artinya : “Wajib bagi kamu sekalian berbuat jujur atau benar karena sesungguhnya kejujuran / kebenaran itu akan membimbing kepada kebaikan, sedangkan kebaikan itu akan membimbing ( masuk ) kedalam surga. Seseorang yang selalu berbuat jujur / benar dan terus menrus berbuat jujur / benar. Niscaya akan dicatat disisi Allah sebagai “shiddiq” [yakni orang yang selalu berbuat jujur / benar]. Sebaliknya, jauhilah olehmu sekalian perbuatan dusta / bohong karena dusta / bohong itu akan membimbing kepada kejahatan, sedang kejahatan itu akan membimbing ( masuk ) kedalam neraka. Seseorang yang selalu berbuat dusta / bohong dan terus menerus berbuat dusta. Niscaya akan dicatat di sisi Allah sebagai “kadzdzab” [yakni orang yang selalu berbuat dusta / bohong].”  { H.R. Muslim }
            Dibalik sabda Rasulullah SAW tersebut tersirat adanya pilihan kepada kita : “Kalau ingin masuk surga, banyak-banyaklah berbuat jujur atau benar. Namun jika berniat masuk neraka, silahkan menumpuk-numpuk tindak kejahatan.”
            Zumratal Mu’miniin Rahimakumullah...
            Pada dasarnya, dengan bekal fitrahnya, setiap orang dapat menjadi orang yang jujur / benar, bahkan mengejewantah menjadi pendukung fanatik kejujuran dan kebenaran ini dijaga dalam sebuah sistem kemasyarakatan dan miliu ( lingkungan sosial ) yang penuh dengan tradisi kejujuran / kebenaran. Kalau tidak demikian, bersiap-siaplah mengalami metamorfosa dari manusia yang jujur / benar menjadi manusia yang suka dusta / berbohong dalam segala bidang kehidupan. Begitu pentingnya hidup dalam miliu ( lingkungan sosial ) yang penuh kejujuran / kebenaran, sampai-sampai Allah SWT memberikan perintah langsung dan jelas dalam firman-Nya.

{ 119 : ÒIÌN»A } . òÅ@@ôÎø³˜f÷>v»A ò©ò¿ A–ÌóÖÌ@ó·ŒË òÉ@@÷>¼»AA–Ìó´@@ò÷M A–Ì@óÄò¿›A òÆ@ô͘hú»A BòÈûÍŒABòÍ
        
        
    Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah dan menjadilah ( atau beradalah / tinggalah ) kamu sekalian bersama-sama dengan orang-orang yang jujur / benar.” ( Q.S. At Taubah : 19 )
            Ketika seseorang tidak meyakini akan kebenaran dari firman Allah SWT tersebut, lalu melakukan perbuatan yang sebaliknya, maka yang terjadi kemudian adalah munculnya orang-orang seperti Gayus Tambunan. Sebagaimana telah ketahui bersama bahwa Gayus Tambunan adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan pangkat / golongan masih IIIA dan baru lima tahun menjadi punggawa pemerintah di Direktorat Jenderal Pajak. Gajinya perbulan 12 juta rupiah- menurut standar penggajian DKI Jakarta, ditambah “Remunerasi” dari Kementrian Keuangan. Remunerasi adalah sejumlah uang yang diberikan kepada pegawai sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilakukannya, khususnya di tempat-tempat “basah” yang potensi godaan korupsinya sangat besar. Sementara itu, istri Gayus Tambunan yang bekerja sebagai staff sekretariat DPRD DKI Jakarta, bergaji enam juta rupiah per bulan. Total jendral pasangan suami istri berpenghasilan 18 juta rupiah per bulan.
            Penghasilan yang begitu besar ternyata belum memuaskan hasrat keduniaan Gayus Tambunan. Dan tiba-tiba kita semua, rakyat dan bangsa Indonesia,tercengang karena terbukti dia memiliki rekening siluman dengan uang simpanan sebesar 28 milyar rupiah. Tentu saja uang sebesar itu diperoleh Gayus Tambunan dari jalan yang tidak jujur / benar, denga cara berdusta dan kerja manipulatif, melalui jaringan sindikat makelar kasus perpajakan.
            Hadirin yang dikasihi dan dicintai Allah...
            Gayus Tambunan adalah contoh aktual dan realistis tentang tragedi anak manusia yang begitu cepat berubah, dari lugu menjadi mata duitan, dari jujur menjadi penuh dusta, karena kuatnya faktor lingkungan sosial dan lingkungan pergaulan yang tidak mendukung berkembangnya atmosfir kejujuran dan kebenaran.
            Akan tetapi malah sebaliknya, lingkungan sosial seakan mendukung berkembangnya atmosfir ketidak jujuran dan kejelekan. Bahkan, tontonan di televisi dan media elektronik lain seakan-akan memberitahu kita bagaimana caranya berdusta atau melakukan kejelekan.
            Apa yang dilakukan Gayus Tambunan bisa kita jadikan contoh, bukan contoh untuk kita tiru, melainkan contoh yang harus kita hindari. Dari apa yang dilakukan Gayus, bisa dikatakan bahwa Gayus Tambunan adalah sosok yang berfikir tanpa berfikir. Ia begitu lihai berfikir bagaimana cara mendustai orang dan masyarakat tanpa ketahuan, akan tetapi tidak berfikir bagaiman akibat daripada kedustaan yang ia lakukan.
            Hadirin jama’ah jum’at yang berbahagia...
            Telah kita ketahui bersama bahwa apapun yang kita lakukan, pasti akan mendapat balasan dari Allah SWT, entah itu baik atau buruk, pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari-Nya. Jika kita berbuat baik, walaupun itu sedikit / tidak seberapa, walaupun hanya menyingkirkan duri, paku atau halangan dari jalan, kita akan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Dan sebaliknya, ika kita melakukan keburukan sekecil apapun itu, kita akan mendapat balasan keburukan yang setimpal pula. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alqur’anul Kariim.

ٔ _ÊAŒjú@Í Aüj@òq ùј™ig ò¾Bò@³ô@Rø¿ ô½òÀô¨@òÍ ôÅò¿ŒË ۚ _ÊAŒj@úÍ Aœj@ôÎòa ùÑ™iŒg ò¾Bò@´@ôRø¿ ô½òÀô¨@òÍ ôÅ@òÀò¯

            Artinya : “...Maka barang siapa melakukan kebaikan walau sebesar biji dzarrah, ia akan mendapat balasannya,. Dan barang siapa yang melakukan kejelekan walau sebesar biji dzarrah pun, ia akan mendapat balasan (kejelekan) pula...” (Q.S. Al Zalzalah : 7-8)
            Allah SWT telah menjelaskan sejelas-jelasnya di Alqur’an, akan tetapi tetap saja manusia tetap melakukan kejelekan disetiap iringan langkahnya. Seolah mereka tidak tahu akan firman tersebut, atau bahkan mereka pura-pura tidak tahu akan firman tersebut, semuanya hanya Allah yang tahu, dan sungguh semua akan kembali kepada-Nya.
            Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
            Sampai kapan pertarungan antara kejujuran versus kebohongan akan berhenti? Jawabannnya adalah “tidak akan pernah berhenti sepanjang manusia dengan potensi baik an buruknya masih hidup, sepanjang manusia lebih mengedepankan tuntutan hawa nafsu daripada ketuka hati nurani, dan selama manusia tidak mau memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya dengan resep dan cara-cara yang dituntunkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.


 óÊ–Ë•jø°ô¬ò@NômBò¯ ùKôÃŒg ø÷½ó· ôÅø¿ øPBòÀø¼ônóÀô»AŒË òÅôÎøÀø¼ônóÀô»A˜jøÖBònø»ŒË ôÁó¸ò»ŒË ôÏø» , òÁôÎø¤ò¨ô»A øÉ÷>¼»A•jø°ô¬òNômŒCŒË AŒhñÇ ôÏø»–Ìò³ ó¾–Ìó³ŒC
  . ôÁ@@@@@@@@@@@@@ôÎøY™i»A •i–Ìó°ò¬ô»A òÌóÇ óÉ@@@úÃøG .

KHOTBAH KEDUA

 Bò@Ä@ø÷ÎøJ@òà Óò¼ò§ óÉó¿ŒÝòm ŒË øÉ÷>¼»A óPAŒÌò¼òuŒË . øÅô͘—f»AŒË ŒBÎôÚf»A ˜i–Ìó¿•C Ó@ò¼ò§ŒË óÅôÎø¨òNônòà øÉ@øIŒË . òÅôÎøÀò»Bò¨ô»A ø÷LŒi øÉ÷>@@¼ø»•fôÀòZô»ŒA
 . óÅôÎøJóÀô»A ûµòZô»A ó¹ø¼òÀô»A óÉò» ò¹ô͘jòq ŒÜ óÊŒfôYŒË óÉ@@÷>¼»A ™Ü˜G òÉñ»˜A ŒÜ ôÆŒA •fò@ÈôqŒA . òÅô@ΨòÀôUòC  øÉ@øJôZòuŒË øÉ@@ø»›A Óò¼ò§ ŒËùfúÀòZó¿
 øÉ@÷>¼»A ø¾–ÌómŒi Óò¼ò§ ôº˜iBòI ŒË ôÁ@ø÷¼òmŒË ø÷½òu úÁ@óÈ÷>¼»A. òÅôÎøÀò»Bò¨ô¼ø» õÒòÀôYŒi óS–Ìó¨ôJòÀô»A  óÉó»–ÌómŒi ŒË óÊ•fôJò§ AœfúÀòZó¿ úÆŒA •fòÈôqŒC ŒË
øÉ÷>¼»A ÔŒÌô´òNøI òÐBú͘G ŒË ôÁó¸ôÎøm–Ë•A øÉ@@÷>¼»A ŒeBòJø§ BòÎò¯. •fô¨òI Bú¿ŒC . óÊŒÜAŒË ôÅò¿ ŒË øÉ@øIBòZôuŒAË øÉ@@ø»›A Ó@ò¼ò§ ŒË ùfúÀòZó¿ BòÄø÷ÎøJòÃ
. òÆ–ÌóÀòY–jóM ôÁó¸ú¼ò¨ò»

            Hadirin jama’ah jum’at yang di cintai Allah...
            Marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdo’a. Semoga Allah SWT berkenan memberikan kita. Antara lain, kemampuan untuk merasa konsisten atau istiqomah bertindak jujur dan memeperjuangkan kebenaran kapanpun dan dimanapun kita berada, serta menjauhkan kita dari kebiasaan berdusta atau berbuat kebohongan dalam hal apapun dan kepada siapapun.

BòÄò»–jø°ô«A úÁóÈ÷>¼»ŒA . òÅôÎø¨òÀôUŒC øÉøIBòZôuŒA ŒË øÉø»›A Óò¼ò§ ŒËùfúÀòZó¿ BòÄø÷ÎøJòà Óò¼ò§ óÂŒÝún»AŒË óÑŒÝúu»A ŒË òÅôÎøÀò»Bò¨ô»A ø÷LŒi øÉ÷>¼ø» •fôÀòZô»ŒA
. öÁ@@ôÎøYŒi ö²–Ë•ÕŒi ò¹@úØG B@òÄúIŒi A–Ìó@Äò¿›A òÅô͘hú¼ø» üÝø« B@òÄ@øI–Ëó¼ó³ ôÏø¯ ô½ò¨ôVòM ŒÜ ŒË . øÆBòÀ@ô͘âôBøI BòÖÌó´@òJòm òÅô͘h@ú»A Bò@ÄøÃAŒÌ@ôa˜âø ŒË
. øÕAŒÌôÇŒÞôAŒË ø¾BòÀô§ŒÞôAŒË ø¶ŒÝôaŒÞôA øPAŒjò¸ôÄó¿ ôÅø¿ ò¹@øI•g–Ìó¨òà úÁ­­@@óÈ÷>¼»ŒA

øÑŒjøa›ÜA øLAŒhò§ ŒË BòÎôÚf»A øЖkøa ôÅø¿ BòÖjøUŒC ŒË , BòÈø÷¼ó· ˜i–Ìó¿•ÜôA ôÏø¯ BòÄòNòJø³Bò§ ôÅ@@ønôYŒA úÁ@@@óÈ÷>¼»ŒA
 . ˜iBúÄ»A òLAŒhò§ BòÄø³ŒË õÒòÄònòY øÑŒjøa›ÜA ôÏø¯ŒË õÒòÄònòY BòÎôÚf»A ôÏø¯ BòÄøM›A BòÄúIŒi
 . òÅ@@@@@ôÎøÀò»B@@ò¨ô»A ø÷LŒi øÉ@@@@@@@÷>¼ø» •fôÀòZô»AŒË
øÏ@@@ô¬òJô»AŒË ˜jò¸@@ôÄóÀô»AŒË ˜ÕBòrôZò°ô»A øÅò§ ÓñÈôÄòÍ ŒË ÓñI–jó´ô»A Ôøg ˜ÕBòNô͘G ŒË øÆBònôY˜âAË ø¾–fò¨ô»BøI •jó¿–DòÍ òÉ÷>¼»A úƘG ! øÉ÷>¼»AŒeBòJø§
 . •jòJô·ŒC øÉ@@÷>¼»A •jô·˜hò» ŒË ôÁó¸ò¼ôJøVòNônòÍ óÊ–Ìó§–eAŒË ôÁó·–jó·–hòÍ . øÁôÎø¤ò¨ô»A òÉ÷>¼»AË•jó·–gBò¯ . òÆ–Ë•jú·ŒhòM ôÁó¸ú¼ò¨ò» øÁó¸ó¤ôÎø¨òÍ

- *** -